Menu

Mode Gelap

Nasional · 16 Agu 2017 15:22 WIB ·

Kiai Ma’ruf Amin Minta Agar Dedi Mulyadi Tidak Terprovokasi Isu SARA


 Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat bersalaman dengan Ketua MUI pusat, KH Ma'ruf Amin saat menghadiri kegiatan silaturahmi FSGN Jawa Barat di halaman Ponpes Daarul Maarif Margaasih Kabupaten Bandung, Sabtu (8/7/2017) Perbesar

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat bersalaman dengan Ketua MUI pusat, KH Ma'ruf Amin saat menghadiri kegiatan silaturahmi FSGN Jawa Barat di halaman Ponpes Daarul Maarif Margaasih Kabupaten Bandung, Sabtu (8/7/2017)

PURWAKARTAPOST.CO.ID-Rais ‘Aam PBNU Kiai Ma’ruf Amin turut prihatin atas isu SARA yang dihembuskan dalam setiap perhelatan Pilkada termasuk Pilkada Jawa Barat yang akan dihelat pada bulan Juni 2018 mendatang.

Kiai sepuh yang juga menjabat sebagai Ketua Umum MUI Pusat itu mengimbau kepada seluruh masyarakat agar setiap isu yang berkembang disikapi secara arif dan dewasa. Menurut dia, jika kedewasaan ini muncul, maka warga tidak akan mudah terprovokasi apabila terdapat pihak-pihak yang mengaitkan isu Agama dengan kepentingan politik Pilkada.

“Jangan terprovokasi, Agama jangan diacak-acak,” singkat Kiai Ma’ruf disela kegiatan di Pesantren Manarul Huda, Kabupaten Bekasi, Selasa (15/8/2017) malam hingga dini hari tadi.

Terkait Pilkada Jawa Barat sendiri, terdapat Kader Nahdhiyyin yakni Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang akan maju dalam perhelatan demokrasi lima tahunan tersebut. Kiai Ma’ruf menilai sosok Dedi sebagai orang yang paling rajin menyapa dan bertemu warganya baik dalam kapasitasnya sebagai Bupati maupun sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat.

“Saya doakan semoga beliau berhasil menjadi pemimpin Jawa Barat, karena Bupati Purwakarta ini Cagub Jabar paling rajin bertemu warga sampai pelosok,” ujarnya.

Sebagai penganut Aqidah Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah, lanjut Kiai Ma’ruf, Dedi berhasil menterjemahkan nilai-nilai nahdhiyyin yang selama ini hanya berada dalam lingkup Pesantren ke dalam kebijakan yang memiliki cakupan yang lebih luas.

Hal ini dibuktikan dengan pemberlakukan program pendalaman kitab kuning untuk pelajar Purwakarta di sekolah umum, juga program pendidikan berbasis madrasah dan pesantren sebagai jalan tengah atas polemik Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2017 tentang Full Day School.

“Wajar kalau programnya sejalan dengan NU, karena beliau seorang Nahdhiyin,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Kolaborasi Jasa Tirta II dan PT Sri Pertiwi Sejati dalam Rencana Kerjasama Pengembangan Kawasan Cikarang International City

5 April 2023 - 12:08 WIB

Yili Indonesia Beri Dukungan Pada Program Konservasi Terumbu Karang di Kawasan Taman Nasional Pulau Komodo

23 November 2022 - 20:05 WIB

Gandeng Timnas Portugal, Yili Indonesia Luncurkan Joyday Champion Ball Yili Indonesia dukung sepakbola

10 November 2022 - 17:02 WIB

Aplikasi Sipindo Milik PT Ewindo Sukses Memberikan Dampak Positif Kepada Para Petani di Indonesia

9 September 2022 - 13:58 WIB

Siap-Siap Pemerintah Umumkan Bansos Pengalihan Subsidi BBM, Ini 3 Kelompok Penerima

29 Agustus 2022 - 17:23 WIB

Dewan Pers Buka Pengaduan Pemberitaan, Berikut Persyaratannya

9 Agustus 2022 - 21:52 WIB

Trending di Nasional