Purwakarta Post – Aplikasi Sistem Informasi Pertanian Indonesia (SIPINDO) Powered by Smartseeds yang diluncurkan oleh Perusahaan benih sayuran PT East West Seed Indonesia (EWINDO) atau dikenal dengan “Cap Panah Merah” terbukti memberikan dampak positif bagi petani Indonesia.
Hal ini terungkap dalam kunjungan CEO SIPINDO Muhammad Reza Hanjaya dan Program Manager Space for Sustainable Development Netherlands Space Office (NSO) Ruud Grim ke petani pengguna SIPINDO di Lampung yang mengaku produksi pertaniannya meningkat hingga lebih dari 22 persen pasca memanfaatkan aplikasi ini.
Selain produksi pertaniannya yang meningkat, para petani mengaku penggunaan pupuk menjadi lebih efisien dan pertumbuhan tanaman maksimal.
CEO SIPINDO Muhammad Reza Sanjaya mengatakan, aplikasi ini memiliki banyak sekali fitur yang diharapkan mampu membantu petani mulai dari memprediksi cuaca secara lebih detail, merekomendasikan jumlah pupuk yang diperlukan berdasarkan lokasi dan juga panduan untuk melakukan praktik pertania yang baik dan benar untuk menuju pertanian berkelanjutan.
“Aplikasi yang dikembangkan oleh EWINDO ini sekaligus menjadi wujud semboyan kami yakni menjadi sahabat yang paling baik untuk petani,” kata Muhammad Reza Hanjaya.
Sementara itu, salah satu perwakilan petani asal Jatimulyo, Dardi mengatakan, melalui fitur ‘Anjuran Pemupukan’ di SIPINDO penggunaan pupuk menjadi lebih irit dan hasil panen menjadi lebih optimal.
Melalu fitur cuaca harian dia menjadi tahu prediksi kapan akan terjadi hujan, sehingga bisa mengambil keputusan aktivitas pertanian apa yang akan dilakukan di hari tersebut. “Yah jadi lebih tahu untuk dilakukan langkah selanjutnya,” kata dia.
Diketahui, aplikasi berbasis android ini merupakan inisiasi EWINDO atas pengalaman lebih dari 30 tahun pada pengembangan bisnis benih hortikultura di Indonesia.
Sejak diluncurkan pada April 2017 lalu, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 120 ribu petani yang menjangkau daerah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali-Nusra, Sulawesi hingga Papua. Pertumbuhan pengguna terbesar di Jawa sebesar 54,2 persen dan Sumatera 22,5 persen. (DD)