PURWAKARTAPOST.CO.ID-Musim hujan tiba sejumlah daerah di Jawa Barat dilanda bencana, banjir mendominasi deretan bencana disusul longsor. Soal bencana alam DPD Partai Golkar Jawa Barat menaruh perhatian lebih dan mendesak agar Pemprov Jabar merevisi Peraturan Daerah RTRW.
Beberapa daerah di Jawa Barat seperti Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung dilanda banjir selama kurun waktu tiga bulan terakhir.
Penyebab banjir di sejumlah daerah itu penyebabnya bukan saja karena semata bencana alam melainkan adanya perubahan tata ruang daerah yang mengakibatkan penyempitan daerah serapan air, kerusakan lingkungan hingga pendangkalan sungai.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi menilai banjir disebabkan adanya malfungsi tata ruang daerah dan minimnya perhatian pemerintah pada lingkungan.
Dia menilai dan menganggap perlu agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar segera melakukan revisi Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
“Kunci utama menjaga lingkungan itu adalah terpeliharanya Sungai dan Gunung. Saya kira Pemprov harus segera melakuka evaluasi tata ruang seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat,” tutur Dedi saat memantau tinggi muka air Sungai Citarum, di Desa Cikaobandung Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Senin (14/11/2016).
Lebih teknis dia menyarankan agar peta lahan hutan produksi dialihkan menjadi hutan konservasi. Tujuannya untuk menambah luas lahan daerah resapan air. Dia yakin banjir yang terjadi di beberapa daerah Jabar bukan semata-mata minimnya drainase melainkan imbas kerusakan lingkungan.
“Bicara solusi banjir itu bukan hanya persoalan memperbaiki drainase, karena masalah banjir di Jawa Barat memiliki korelasi yang kuat dengan kerusakan lingkungan yang hari ini terjadi,” tuturnya.
“Maka, saya menyerukan agar hutan yang hari ini memiliki fungsi sebagai hutan produksi seharusnya menjadi hutan konservasi agar ruang resapan air lebih banyak, kemudian sunga-sungai harus kita normalisasi tidak bisa kita ganti dengan hanya biopori,” jelasnya.
Sebelumnya ahli vulkanologi Professor Surono atau dikenal sebagai Mbah Rono yang juga mantan Kepala Badan Geologi dan Geofisika Kementerian ESDM menjelaskan penyebab utama kerusakan alam di Jabar imbas perubahan tata kelola lingkungan seperti banjir yang terjadi di Kabupaten Garut. Profesor Surono sebut banjir Garut karena perubahan tata kelola lingkungan.
Solusinya pemerintah harus dapat mengambil alih daerah-daerah resapan air dan di sekitar daerah aliran sungai untuk ditanami pohon yang dapat menyerap banyak air ketimbang dibangun perumahan dan bangunan beton.