Menu

Mode Gelap

Purwakarta · 1 Mar 2016 11:56 WIB ·

Bupati Purwakarta Bingung Lihat Keluarga Agus yang Miskin Tapi Tidak Mau Dibantu Pemerintah


 Bupati Purwakarta Bingung Lihat Keluarga Agus yang Miskin Tapi Tidak Mau Dibantu Pemerintah Perbesar

PURWAKARTAPOST.CO.ID-Bupati Purwakarta, Jawa Barat merasa sedih melihat warganya yang miskin tapi menolak dapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta karena alasan hak individu keluarga.
Setelah mendapat kabar salah seorang warganya meninggal lantaran minim perhatian Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi langsung memanggil keluarga yang bersangkutan. Keluarga Agus Suherman (48) dan Irma warga Kampung Jatijajar RT 19 RW 03 Desa/Kecamatan Sukatani yang hidup miskin. Rumah Agus hanya berukuran sekitar 3×3 meter dengan dinding bambu dan plastik yang berada dekat dengan pemakaman umum. Agus memiliki delapan anak dua diantaranya telah meninggal dunia dan terakhir anak bungsunya yang berusia 5 bulan meninggal. Kini di rumahnya hanya ada lima orang anak balita, saat ini istri Agus sendiri tengah hamil muda. Sabtu 27 Februari 2016 salah satu anak Agus yang berusia 5 bulan meninggal dunia karena kekurangan gizi. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Purwakarta saat itu melayat ke rumah Agus.
Keesokan harinya (hari ini-red), Selasa (1/3/2016) Bupati Dedi lantas memanggil keluarga Agus ke rumah dinasnya di lingkungan kantor Pemkab Purwakarta. Bupati Dedi menanyakan perihal kabar istri Agus dan memintanya untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
“Asal ibu mau di KB nanti dibantu untuk rehab rumah 25 juta,” kata Bupati Dedi.
Tawaran Bupati itu lantas dijawab Agus dengan sederhana. Menurut Agus urusan anak itu sudah ada yang mengatur.
“Tak mau pak, sudah ada yang mengatur Allah,” timpal Agus.
Irma kemudian menceritakan soal keluarganya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sejak lama memang keluarganya selalu menolak bantuan dari siapapun tak terkecuali dari pemerintah, menurut Irma dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan bantuan itu meski keluarganya miskin. Semisal saat keluarganya diberi beras terbaik dari pemerintah desa, beras yang diterima diam-diam dikasihkan kepada orang lain Irma lebih memilih beras raskin ketimbang beras kualitas super.
“Saya cukup dari mulung juga, saya tidak mau bergantung pada orang lain dan saya juga tidak mau ber-KB. Saya juga sekarang sedang hamil,” ujar Irma.
Pertemuan keluarga Agus dengan Bupati Purwakarta hari tersebut tidak membuahkan hasil apapun kecuali hanya sebuah perasaan aneh. Pasalnya keluarga tersebut termasuk kategori miskin tapi tidak mau mendapat bantuan pemerintah karena hak pribadi warga ingin tetap miskin.
“Pak Agus dan bu Irma ini anaknya banyak, rumahnya juga tidak layak. Tapi saya aneh pasangan ini enggak mau dibantu. Ini pengalaman unik, saya baru menemukan warga yang tidak mau dibantu,” pungkas Bupati Dedi.

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Pendaftaran PPS di Purwakarta Mulai Dibuka Besok, KPU : Kami Akan Rekrut 576 Orang

1 Mei 2024 - 12:31 WIB

Jalan Penghubung dan 4 Rumah Warga Rusak Akibat Pergerakan Tanah di Panyindangan Sukatani Purwakarta 

25 April 2024 - 19:27 WIB

Yuk Catat Meter Listrik Secara Mandiri Lewat Fitur SWACAM Di Apliksasi New PLN Mobile

25 April 2024 - 13:30 WIB

Dihari Pertama Pendaftaran PPK Untuk Pilkada 2024, KPU Purwakarta Catat 152 Orang Sudah Daftar

23 April 2024 - 20:19 WIB

PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor

19 April 2024 - 15:32 WIB

KPU Purwakarta Segera Buka Rekrutmen PPK dan PPS

18 April 2024 - 15:37 WIB

Trending di Purwakarta