Purwakarta Post – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta, Norman Nugraha mengecek pergerakan tanah di Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kamis 25 April 2024.
Bencana alam sebelumnya terjadi pada Rabu 24 April sekira pukul 01.00 WIB dini hari, mengakibatkan jalan penghubung dua kecamatan tertutup dan empat rumah warga rusak.
“Pergerakan tanah itu terjadi di Kampung Cibodas dan Kampung Panyindangan Desa Panyindangan,” ujar dia.
Ia mengatakan, pegerakan tanah disebabkan lokasi bencana yang berada di zona kerentanan gerakan tanah menengah. Pihaknya Kini fokus terhadap penanggulangan bencana para warga terdampak.
“Jadi pergerakan tanah ini diperparah dengan rusaknya saluran air warga. Saluran air yang rusak itu membawa material tanah hingga merusak empat rumah warga,” kata Norman.
Ia mengatakan, wilayah tersebut berbatasan dengan lembah sungai, tebing jalan, serta memiliki lereng yang mengalami gangguan.
Dengan demikian, menurut Norman, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya gerakan tanah saat curah hujan tinggi.
“Kemudian, kondisi yang diperparah dengan curah hujan tinggi membuat material tanah menutup jalan penghubung dua kecamatan, yakni Kecamatan Sukatani dan Tegalwaru.”
“Sehingga, kami disini fokus untuk menangani dua hal, yakni perbaikan saluran air yang rusak supaya tidak terus mengalir ke rumah warga dan penanganan warga terdampak yang totalnya ada empat kepala keluarga,” ucap pria yang juga menjabat Sekda Purwakarta itu.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia mengatakan bahwa sudah menerjunkan alat berat. “Sudah diterjunkan alat berat, dengan harapan bisa membuka jalan antara dua kecamatan ini,” ujarnya.
Dirinya juga menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta telah melakukan upaya untuk merelokasi warga yang terdampak.
“Upaya relokasi ini memang sudah dilakukan sejak tahun lalu, sudah disiapkan lahan juga, namun karena ada sejumlah proses yang dilakukan sehingga warga belum pindah secara langsung,” katanya.
Pantauan awak media di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB, air deras terus mengalir dan menerjang sejumlah rumah warga sekitar akibat saluran air yang dibuat untuk persawahan itu mengalami kerusakan.
Warga yang ingin melewati jalan tersebut harus menaiki longsoran tanah yang menutupi jalan penghubung dua kecamatan tersebut.
“Untuk saat ini, akses jalan akibat pergerakan tanah tersebut tidak dapat dilalui kendaraan. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak pemerintah terkait, masyarakat serta relawan dalam upaya penanggulangan bencana pergerakan tanah ini,” kata Norman Nugraha.