PURWAKARTAPOST.CO.ID-Sekretaris Umum Forum Silaturahmi Guru Ngaji (FSGN) NUsantara, Gusmun mendukung Bupati Purwakarta terpilih H Anne Ratna Mustika melanjutkan program “Kitab Kuning” masuk sekolah umum.
Program “Kitab Kuning” masuk sekolah formal yang telah digulirkan oleh mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menurut Gusmun memiliki nilai positif bagi peserta didik. Melalui “Kitab Kuning” siswa tidak saja mendapat ilmu agama melainkan mendapatkan nilai tradisi.
“Program kitab kuning di sekolah harus tetap dijalankan itu salah satu interpoin yang harus diteruskan. Karena di dalamnya siswa akan mendapatkan pola pendidikan warisan ulama,” paparnya, Senin (20/8/2018).
Untuk memudahkan siswa memahami “Kitab Kuning” FSGN sendiri tengah menyusun kurikulum pembelajaran yang nanti dapat digunakan tenaga pendidik.
“Standar kurikulumnya sedang kita buat dan sifatnya sebagai kearifan lokal yang bisa menjadi nilai tambah pendidikan di Purwakarta,” jelas Gusmun.
Selain program “Kitab Kuning” masuk sekolah, program lain yang juga penting ialah adanya pewajiban pelajar ikut mengaji setelah sholat Maghrib.
“Kedua program yang diwajibkan yaitu ngaji setelah Maghrib bagi anak-anak, kami melihat sekarang sudah jarang,” timpalnya.
Gusmun menilai kegiatan mengaji setelah Maghrib merupakan ciri khas masyarakat Nusantara dan salah satu kearifan lokal masyarakat.
“Itu adalah ciri khas nusantara, kearifan lokal Purwakarta,” tegasnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut menurut Gusmun Pemerintah Kabupaten Purwakarta mesti dapat memberdayakan guru ngaji yang ada. Berdasarkan data FSGN, sedikitnya di Purwakarta ada 4.765 orang guru ngaji. Data guru ngaji tersebut valid berdasarkan rekomendasi dari desa.
“Disadari atau tidak peran guru ngaji sangat penting untuk membangun akhlak manusia. Termasuk juga menjaga ideologi Agama, menjaga ideologi Negara dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Indonesia,” pungkasnya.