PURWAKARTAPOST.CO.ID – Mungkin untuk sebagian masyarakat mengkonsumsi air mental dapat mengganggu pencernaan. Bahkan dapat mengakibatkan sakit perut. Namun hal itu tidak berlaku bagi kakek Sobani.
Warga asal Kampung Tajur Rt 05/03 Desa Panyinangan Kecamatan Sukatani itu sudah terbiasa mengkonsumsi air mentah sejak ia masih kecil. Bahkan, sampai saat ini kebiasaan itu masih tetap dilakukan.
Uniknya, saat ia merasakan sakit bukan pergi memeriksakan diri ke tenaga medis, namun malah pergi ke sebuah kobakan air dibawah pohon bambu atau orang sekitar biasa menyebutnya “leuwi, yang tidak jauh dari kediamannya untuk merendam sekujur tubuhnya.
Bahkan, sekalinya berniat membeli obat sakit kepala ke warung yang tidak jauh dari rumahnya, kakek yang saat ini berusia 122 tahun itu malah diberi obat racun tikus. Hal itu terjadi lantaran lontaran kata-kata yang keluar dari mulutnya sudah tidak jelas. Meski racun tikus itu sempat ia minum, namun tidak ada kontraksi terhadap tubuhnya.
“Kakek dari dulu juga selalu mengkonsumsi air mentah, dan apabila kakek sakit panas, pusing atau lainnya tidak pernah minum obat namun cukup menenggelamkan sekujur tubuh ke leuwi, setelah itu badan kakek sehat kembali,”kata ki Bani panggilan akrabnya.
Ia mengatakan, Minum air mentah disinyalir dapat menguatkan anggota tubuh, hal itu dapat dibuktikan dengan keadaan dirinya saat ini. meski usianya tidak muda lagi namun jarang merasakan keluhan rasa sakit seperti orang lain seusianya.
“Kakek mah jarang merasakan keluhan rasa sakit, bahkan sekarang juga alhamdulilah masih bisa jalan kaki untuk sholat ke mesjid, kalau pergi ke sawah sudah tidak kuat sekarang mah,”tuturnya.
Sementara, Ki Bani memiliki istri bernama Heri yang saat ini tercatat berusia 107 tahun, bahkan lebih. Mungkin keduanya dapat dinobatkan sebagai pasangan suami istri paling tua di Desa Sindanglaya, Kecamatan Sukatani bahkan Purwakarta. Hanya saja mak Heri sulit diajak berkomunikasi lantaran sudah pikun.