Menu

Mode Gelap

Purwakarta · 14 Nov 2016 16:55 WIB ·

Antisipasi Banjir Bupati Purwakarta dan Dirut PJT II Pantau TMA Waduk Jatiluhur


 (dari kiri) Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, Direktur Utama PJT II, Djoko Saputro, Direktur PJT II, Harry M Sungguh saat memantau debit air Waduk Djuanda Jatiluhur di ruang kendali, Senin (14/11/2016) Perbesar

(dari kiri) Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, Direktur Utama PJT II, Djoko Saputro, Direktur PJT II, Harry M Sungguh saat memantau debit air Waduk Djuanda Jatiluhur di ruang kendali, Senin (14/11/2016)

PURWAKARTAPOST.CO.ID-Pascadibukanya pelimpasan air di Waduk Saguling tinggi muka air (TMA) Waduk Djuanda Jatiluhur, Purwakarta terus meningkat. Tinggal 1,5 meter di atas permukaan laut (mdpl) ambang batas siaga debit air di Waduk Jatiluhur.

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi bersama Direktur Utama Perum Jasa Tirta (PJT) II melakukan upaya rekayasa mengantisipasi meningkatnya TMA Waduk Jatiluhur dengan memasang 50 alat kontrol tinggi air.

Pascadibuka pintu pelimpasan Waduk Saguling dan Cirata hingga Senin 14 November 2016 TMA Waduk Jatiluhur sudah melebihi batas normal yakni 107,5 mdpl dari tinggi normal 109 mdpl.

Direktur Utama PJT II, Djoko Saputro di Desa Cikaobandung, Kejamatan Jatiluhur mengatakan pihak PJT memastikan kondisi tinggi air sudah siaga meski tetap aman.

“Kondisinya memang diatas normal, tetapi masih aman, ambang batas permukaan air waduk itu 109 MdPL sekarang masih di titik 107,5 MdPL, ada 50 alat pendeteksi debit air juga sudah kami sebar,” kata Djoko Saputro, Senin (14/11/2016).

Desa Cikaobandung termasuk dalam peta wilayah daerah aliran Sungai Citarum. Djoko mengatakan pihak PJT II terus memantau debit air di Waduk Saguling dan Cirata. Berdasarkan pantauan jumlah debit air yang keluar masih normal yakni 450 meter kubik per-detik jauh di bawah titik maksimum yakni 900 meter kubik per-detik.

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menyebut penyebab utama banjir di wilayah hilir Jawa Barat disebabkan adanya perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan daerah aliran sungai terus menyempit dan minimnya daerah resapan air.

“Seluruh aktifitas yang merusak wilayah resapan air itu harus segera dihentikan. Kalau selatan Jawa Barat rusak maka dampaknya ke Utara bahkan sampai Ibu Kota Jakarta,” pungkas Kang Dedi.

Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Jalan Penghubung dan 4 Rumah Warga Rusak Akibat Pergerakan Tanah di Panyindangan Sukatani Purwakarta 

25 April 2024 - 19:27 WIB

Yuk Catat Meter Listrik Secara Mandiri Lewat Fitur SWACAM Di Apliksasi New PLN Mobile

25 April 2024 - 13:30 WIB

Dihari Pertama Pendaftaran PPK Untuk Pilkada 2024, KPU Purwakarta Catat 152 Orang Sudah Daftar

23 April 2024 - 20:19 WIB

PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor

19 April 2024 - 15:32 WIB

KPU Purwakarta Segera Buka Rekrutmen PPK dan PPS

18 April 2024 - 15:37 WIB

Cikao Park Purwakarta Diserbu Wisatawan di Libur Lebaran, Pengelola Tingkatkan Keamanan

13 April 2024 - 16:39 WIB

Trending di Purwakarta