Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 6 Jul 2022 21:45 WIB ·

Si Manis dari Parungbanteng


 Si Manis dari Parungbanteng Perbesar

Purwakarta Post – Sukasari merupakan kecamatan yang berada di ujung barat Kabupaten Purwakarta. Selain menyimpan potensi wisata, Sukasari juga banyak potensi yang bisa digali untuk meningkatan perekonomian warganya. Salahsatunya, gula aren yang diproduksi warga Desa Parungbanteng.

Tanaman aren yang menjadi bahan pembuatan gula merah itu masih banyak ditemukan di Kampung Cibodas, Desa Parungbanteng. Warga setempat memanfaatkan nira aren untuk diolah menjadi gula merah. Adonannya dicetak menggunakan bambu atau batok kelapa.

“Pemkab Purwakarta melalui perangkat daerah terkait terus mendorong peningkatan dan pemanfaatan berbagai potensi dengan ikut mengenalkan produk-produk lokal dari warga Purwakarta,” kata Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika saat menerima kunjungan Kepala Desa Parungbanteng dan Camat Sukasari untuk mengenalkan produk unggulan gula aren khas Desa Parungbanteng di Bale Nagri, Selasa (5/7/2022).

Menurutnya, hasil inovasi dan motivasi dari Desa Parungbanteng dilakukan agar gula aren mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Sehingga nantinya menjadi produk unggulan Sukasari dan bisa meningkatkan taraf hidup para petani aren di wilayah tersebut.

“Yuk kita sama-sama membeli produk lokal untuk berkontribusi untuk membantu UMKM dalam berkreasi dan inovasi. Cintai produk lokal. UMKM harus tumbuh,” ajak Ambu Anne.

Kepala Kecamatan Sukasari Bayu Permadi mengungkapkan, wilayahnya memiliki keindahan alam tersendiri. Gunung-gunung yang menjulang tinggi dan panorama alam yang masih asri memiliki daya tarik tersendiri. Wajar saja, jika saat ini Sukasari akan dijadikan sebagai zona wisata unggulan di Purwakarta. “Wilayah kami, memang cukup potensial untuk pengembangan pariwisata,” ujar Bayu.

Menurutnya, wilayah kerjanya memang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah obyek wisata berbasis alam. Apalagi, di wilayahnya terdapat banyak curug atau air terjun.

Bukan hanya potensi pariwisata, wilayahnya juga sangat potensial untuk pengembangan produk UMKM tradisional. Sebut saja di antaranya, pengembangan gula aren dan kopi khas Sukasari.

“Kita juga punya produk-produk UMKM khas masyarakat sekitar. Misalnya, ada produk gula aren ganduan yang dibuat masyarakat di Desa Parungbanteng. Ada juga produk kopi khas Ciririp,” kata dia.

Bayu menambahkan, sejauh ini pemerintah terus berupaya memperkenalkan produk-produk lokal supaya pasarnya bisa lebih luas. Pemerintah juga turut membantu dalam pengembangan produknya melalui pembinaan kepada para pelaku usahanya.

Seperti diketahui, belasan tahun silam masyarakat di Kecamatan Sukasari sempat terisolasi. Wajar saja, kala itu secara otomatis perekonomian warga sekitar tidak bisa menggeliat.

Terbatasnya infrastruktur darat dari dan ke wilayah ini, menjadi kendala utama. Apalagi, dulu perahu hanya menjadi moda transportasi andalan warga yang bermukim di kecamatan tersebut.

Hampir seluruh aktifitas mereka hanya bisa dilakukan melalui akses jalur air menggunakan perahu dengan menyeberangi Danau Jatiluhur.‎

Namun, sejak 2017 lalu kerisauan masyarakat Sukasari sirna seiring dibangunnya jalur darat penghubung antar kecamatan oleh pemerintah setempat.

Alhasil, saat ini geliat perekonomian masyarakat di wilayah itu berangsur meningkat. Karena, dengan adanya akses darat yang memadai itu, berimplikasi pada roda perekonomian masyarakat. Saat ini, mulai banyak bermunculan ekonomi kreatif yang tumbuh di masyarakat.

Gula Aren dalam Kemasan

Kini, produk gula aren juga telah dikemas lebih apik agar memiliki nilai jual lebih tinggi. Susi Lestari, salah seorang warga Desa Parungbanteng mengatakan, bukan hanya kemasan yang diperhatikan. Lebih dari itu, inovasi juga merupakan faktor yang tak kalah penting. “Kita harap produk ini menjadi kebutuhan sehari-hari, karena bentuknya seperti gula pasir,” ujar Susi.

Sejauh ini pemasaran dilakukan melalui media sosial dan kerabat terdekat di sekitar Sukasari. Oleh karena itu, perhatian dan dukungan pemerintah sangat diperlukan, terutama dalam hal promosi dan membangunkan jejaring pasar.

“Walaupun awalnya hanya produksi sesuai pesanan saja, namun saat ini sudah mulai ready stock. Pemasaran memang masih terbatas, kami harap pemerintah turut andil dalam hal pemasaran,” ujar Susi.

Kata Susi, warga juga mulai berinovasi membuat produk turunan aren yang lebih modern, menarik, dan mampu diserap pasar zaman now selain pasar tradisional. “Ini hasil inovasi dan motivasi dari  Patriot Desa Parungbanteng. Inovasi ini dilakukan agar gula aren mempunyai nilai jual yang lebih tinggi sehingga bisa meningkatkan taraf hidup para petani aren di Desa Parungbanteng,” ujarnya.

Saat ini, sambung dia, banyak rumah tangga di seputar Kecamatan Sukasari yang biasanya menggunakan gula rafinasi atau gula pasir, mulai beralih ke gula semut yang berasal dari gula aren.

“Dulu kan gula merah tradisional hanya dikonsumsi saat bulan puasa, Lebaran atau maulud saja. Tapi dengan inovasi ini kita harap bisa terserap dan menjadi kebutuhan sehari-hari karena bentuknya seperti gula pasir,” ujar Susi.(Yus)

 

Artikel ini telah dibaca 308 kali

Baca Lainnya

Rekomendasi 4 Perhiasaan Emas Dari Diamond Pavilion Beserta Harganya

9 April 2023 - 10:18 WIB

Jelang Nataru, Sembako di Purwakarta Alami Kenaikan Harga

16 Desember 2022 - 16:38 WIB

Optimalisasi Usaha, Duta Wirausaha Mandiri Go-Digital dan Go-Legal

2 Juli 2022 - 15:19 WIB

Petani Cabai di Purwakarta Merugi Usai Tanamannya Diserang Hama Patek

17 Juni 2022 - 18:34 WIB

Maggot Kering Pakan Ikan Hias Terbaik Tinggi Protein

16 Maret 2022 - 11:30 WIB

Bupati Purwakarta Raih Penghargaan Jasa Bakti Koperasi

21 September 2021 - 06:36 WIB

Trending di Ekonomi