Menu

Mode Gelap

News · 28 Feb 2017 13:03 WIB ·

Bupati Purwakarta Angkat Bicara Soal Pelaku Teror Bom di Bandung


 Bupati Purwakarta, Kang Dedi Mulyadi saat mengundang Agus Marshal mantan narapidana terorisme yang pernah ditahan bersama YC, Selasa (28/2/2017) Perbesar

Bupati Purwakarta, Kang Dedi Mulyadi saat mengundang Agus Marshal mantan narapidana terorisme yang pernah ditahan bersama YC, Selasa (28/2/2017)

PURWAKARTAPOST.CO.ID-Ada alasan kuat kenapa Kang Dedi Mulyadi Bupati Purwakarta turut angkat bicara soal Yayat Cahyadi (YC) pelaku bom di Taman Pendawa Kota Bandung.

Pelaku teror bom Yayat Cahyadi adalah warga Desa Cukanggenteng RT 01 RW 01 Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Sebelum berdomisili di Kabupaten Bandung, Yayat adalah warga kelahiran Purwakarta yang dulu pernah tinggal di RT 01 RW 06 Kelurahan Cisereuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta.

Yayat diketahui merupakan mantan narapidana teroris. YC sendiri sebelumnya sempat mengikuti pelatihan di Kamp Jalijantho, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ini berdasarkan peneuturan Agus Marshal mantan narapidana teroris yang dulu pernah membina YC.

Beda dengan YC, Agus Marshal adalah mantan narapidana teroris yang baru keluar tahun 2016. Menurut Agus YC dan seorang teman lainnya yakni Enjang Somantri pernah terlibat dalam kasus perampokan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kali Asin, Cikampek, Kabupaten Karawang tahun 2010.

Kasus perampokan SPBU Kali Asin tahun 2010 digunakan untuk pendanaan aksi terorisme. Hingga akhirnya ketiga orang ini yakni, YC, Agus Marshal dan Enjang Somantri divonis tiga tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

“Praktis sejak kami ditangkap itu, tidak ada komunikasi lagi,” tutur Agus Marshal.

Penelusuran latar belakang YC selama tinggal di Purwakarta diperoleh dari ketua RT dimana YC tinggal. Menurut ketua RT, tidak banyak orang tahu tentang keperibadian YC.

“Menurut keterangan Ketua RT setempat memang dia kurang dikenal,” kata Kang Dedi, Selasa (28/2/2017) di Bale Citra Resmi Jalan RE Martadinata, Purwakarta.

Deradikalisasi Mantan Napi Teroris di Purwakarta

Kang Dedi juga menurutrkan Pemerintah Kabupaten Purwakarta memiliki sekolah ideologi. Salah satu warga binaan sekolah ini adalah Agus Marshal yang tak lain teman YC.

“Pak Agus mengatakan bahwa Yayat ini kawannya waktu pelatihan di sana, tapi dia gak tahu sekarang Yayat tinggal dimana,” kata Kang Dedi.

Baik Agus maupun YC keduanya memilih tinggal di daerah berbeda. Agus Marshal memilih tinggal di Purwakarta tepatnya di Desa Cibening Kecamatan Bungursari, Purwakarta. Sementara YC memilih tinggal di Kabupaten Bandung Desa Cukanggenteng Kecamatan Pasir Jambu.

“Saya kira kalau Yayat saat itu tidak pindah ke Kabupaten Bandung dan tetap tinggal di Purwakarta, mungkin aksi bom panci itu tidak terjadi karena disini saya merangkul Pak Agus dan menjadikannya saudara,” paparnya.

Agus Marsal sendiri, menurut Kang Dedi merupakan bagian dari program deradikalisasi yang ia lakukan di Purwakarta. Ia pernah diundang oleh pemerintah daerah setempat untuk memberikan materi tentang cara-cara teroris membangun sel-sel di daerah. Materi ini disampaikan oleh Agus dalam kegiatan Sekolah Ideologi yang rutin dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta.

“Problem teroris itu harus terus dibina pasca keluar dari LP, harus memiliki kegiatan sehari-hari, ekonominya harus kita tunjang,” tutur Kang Dedi.

Selama mengikuti program deradikalisasi, Agus Marshal mendapat bantuan modal usaha dari Pemkab Purwakarta. Bantuan modal bagi Agus adalah bagian penting agar Agus memiliki kesibukan pascakembali ke masyarakat.

“Pasca mereka menjalani hukuman itu tidak boleh dibiarkan, harus kita rangkul terutama agar mereka bisa membangun kehidupan ekonominya. Boleh tanya Kang Agus, salah satu penyebab dia melakukan aksi mungkin karena desakan ekonomi, makanya kami berikan modal usaha,” ujarnya.

Pemerintah dan Deradikalisasi

Kasus mantan narapidana terorisme yang kembali beraksi seperti YC adalah contoh bagaimana program deradikalisasi tidak berjalan baik. Menurut Agus Marshal pemerintah kurang responsif terhadap para mantan napi teroris pascabebas menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan. Idealnya antara pemerintah dan mantan napi teroris seperti orang tua dan anak.

“Saya merasakan selama ini memang kurang respon, kami masih membutuhkan pengayoman, harusnya seperti anak dan orang tua saja,” kata Agus Marsal, di rumah dinas Bupati Purwakarta.

Pemkab Purwakarta menjalankan deradikalisasi dengan baik. Agus Marshal pertama kali bertemu dengan Bupati Purwakarta, Kang Dedi Mulyadi pada pertengahan April 2016 lalu. Kang Dedi berkunjung ke rumahnya di Cibening. Menurut Agus, Kang Dedi dapat membangun komunikasi dua arah yang konstruktif. Bahkan, solusi untuk modal usaha baginya pun lahir dari komunikasi tersebut.

“Mungkin karena aturan birokrasi ya, tapi saya tidak tahu. Beda saat bertemu dengan Kang Dedi, beliau datang langsung ke rumah saya dan memberi bantuan modal usaha,” papar Agus Marshal.

Artikel ini telah dibaca 23 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Dukung Pembangunan Kawasan Industri JISC Purwakarta, PLN Purwakarta Realisasikan Pasang Baru 53.000 VA

25 April 2024 - 13:24 WIB

PLN Mobile Proliga 2024 Siap Digelar, Kolaborasi Dukungan Untuk Pengembangan Voli di Tanah Air

23 April 2024 - 20:04 WIB

Mampir ke PLN Pamanukan, Pemudik Asal Jakarta Ini Ceritakan Perjalanan 400 Km Naik Motor Listrik

23 April 2024 - 12:35 WIB

Dirut PLN Lakukan Inspeksi SPKLU Jalur Mudik, Pastikan 1.299 Unit Se-Indonesia Siaga Layani Pengguna Mobil Listrik

8 April 2024 - 20:48 WIB

Terlibat Tawuran, Puluhan Anggota Geng Motor di Subang Diamankan Polisi

8 April 2024 - 02:36 WIB

Dianggap Menganggu Lalin, Polsek Pusakanagara Polres Subang Terpaksa Bubarkan Aktivitas Penyapu Koin di Jalur Pantura

8 April 2024 - 02:26 WIB

Trending di Regional