PURWAKARTAPOST.CO.ID-Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi secara resmi akan menjawab surat rekomendasi dukungan DPP Golkar kepada Ridwan Kamil melalui konferensi pers yang akan digelar Rabu 1 November 2017.
Jawaban sekaligus sikap politik Dedi Mulyadi akan menentukan dua arah dukungan kader soal surat rekomendasi.
Apakah Dedi Mulyadi akan menjalankan intruksi DPP Golkar atau sebaliknya. Keputusan Dedi Mulyadi ditunggu oleh banyak pihak di Jawa Barat tidak terkecuali kader Golkar. Pasalnya sikap politiknya akan menentukan dukungan jutaan kader Golkar. Begitupun soal langkahnya untuk maju mencalonkan gubernur Jawa Barat pada 2018.
“Yth Rekan2 Media, DPD Golkar Jawa Barat mengundang rekan2 untk menghadiri konferensi pers Pa Dedi Mulyadi/Ketua DPD Golkar Jawa Barat, berkaitan dg Pilgub Jabar, khususnya ttg Rekom DPP Partai.Golkar. Hari Rabu, 1 Nov 2017, pukul 15.00 WIB, di Jl Maskumambang no 2, Bdg. Hatur Nuhun,” tulis pesan anggota Whatsapp Grup Pokja Pilkada, Selasa (31/10/2017).
Direktur Eksekutif Lingkar Studi Masyarakat (Lisuma) Indonesia, Saefudin Sei mengatakan secara pasti ada dua kemungkinan yang akan terjadi.
“Pertama berkaitan dengan maju tidaknya Kang Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar. Kedua bertahan atau tidaknya Kang Dedi di Golkar,” paparnya.
Selain itu menurutnya dukungan DPP Golkar ke Ridwan Kamil hanya akan membebani koalisi yang sudah dibangun Nasdem.
Faktanya lewat Nasdem, PKB dan PPP, Ridwan Kamil sudah cukup untuk memiliki tiket maju di Pilgub Jabar 2018.
Lebih disayangkan lagi bila keputusan DPP Golkar itu seratus persen dipengaruhi oleh hasil lembaga survei. Bahkan menurutnya lembaga survei posisinya malah lebih dominan dari ketua umum atau kader partai sekalipun. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada pertimbangan lain yang menguatkan bahwa hasil survei itu layak diputuskan.
“Atau memang ada upaya sistematis menjegal kadernya sendiri, tidak saja sebagai gubernur melainkan ke-Golkarannya,” paparnya.
Pastinya menurutnya dukungan DPP Golkar ke Ridwan Kamil tidak lebih manis buahnya daripada rekonsiliasi kader Golkar di Jabar. Imbasnya tidak saja Pilkada serentak 2018 melainkan Pemilu 2019 bagi Golkar.