PURWAKARTAPOST.CO.ID-Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi meninggalkan momen pemberian penghargaan Federasi Teater Indonesia (FTI) Award di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta setelah kelompok ormas Front Pembela Islam (FPI) melakukan aksi penggeledahan kendaraan yang akan masuk acara tersebut.
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mendapat anugerah Macaenas FTI 2015 sebagai masyarakat yang tidak bekerja di bidang seni namun memberi sumbangsih perkembangan seni. Dedi lantas menyampaikan permohonan maaf yang mendalam kepada panitia lantaran dirinya tidak dapat menerima penghargaan tersebut. Dedi memilih meninggalkan lokasi acara karena khwatir akan menimbulkan keributan di tengah jalannya acara terlebih untuk keamanan masyarakat Jakarta.
“Kemarin saya sudah masuk ke TIM dan menemui panitia, sebagai bupati saya harus menghormati demi kemananan masyarakat Jakarata. Sebagai rasa hormat saya, saya memilih keluar dari Jakarta,” beber Dedi di rumah dinasnya, Jalan Gandanegara, Selasa (29/12/2015).
Dedi sebetulnya sudah masuk ke ruangan ganti baju untuk menerima penghargaan yang dianugerahkan kepadanya atas kiprahnya menghidupkan kesenian di Jawa Barat. Dedi memilih meninggalkan Jakarta setelah mendapatkan informasi kelompok FPI menghadang kedatangan Dedi.
“Saya sempat masuk ruang ganti pakaian, setelahnya saya mohon maaf kepada panitia tidak bisa mengikuti acara, karena berdasarkan informasi dikhawatirkan merusak fasilitas lingkungan,” terang Dedi.
Dia jelaskan bahwa selama ini antara dirinya dan FPI tidak ada perseteruan baik secara pribadi maupun kelembagaan. Hanya saja menurut Dedi ada perbedaan pendapat dan faham yang itu menjadi hak setiap orang dan dijaga oleh negara.
“Menurut saya tidak ada perseteruan, saya hanya meresa berbeda pendapat,” timpalnya.
Dedi mendapatkan pernghargaan itu bersamaan dengan penghargaan untuk dramawan asal Surabaya, Akhudiat yang dinobati sebagai tokoh FTI Award 2015.