Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 19 Jul 2017 20:26 WIB ·

Bupat Purwakarta Ancam Hentikan Go-Jek Bila..


 Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat mengantar Bah Naim di serial televisi Tukang Ojek Pengkolan di Jatiluhur Purwakarta. Foto: dok facebook Kang Dedi Mulyadi Perbesar

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat mengantar Bah Naim di serial televisi Tukang Ojek Pengkolan di Jatiluhur Purwakarta. Foto: dok facebook Kang Dedi Mulyadi

PURWAKARTAPOST.CO.ID-Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi buka suara terkait ekspansi bisnis yang dilakukan oleh Go-Jek Indonesia ke Purwakarta. Sebagaimana diketahui, sejak beberapa waktu yang lalu telah beredar pamplet yang berisi tawaran kepada masyarakat Purwakarta untuk menjadi mitra perusahaan yang bergerak dengan mobile platform tersebut.

Ditemui di rumah dinasnya di Jalan Gandanegara No. 25, Rabu (19/7/2017), pria yang kini tidak pernah lepas dengan peci hitam tersebut mengatakan seharusnya pihak Go-Jek tidak membuka perekrutan secara terbuka, melainkan terlebih dahulu menawarkan kepada para tukang ojek konvensional untuk menjadi mitranya.

“Hemat saya, seharusnya bukan rekrutmen begini, mereka harus melakukan pendataan berapa sih tukang ojek konvensional di Purwakarta, tawarkan dulu kepada mereka, berikan pelatihan tentang sistemnya, dan jadikan mereka mitra,” kata Dedi.

Riset terhadap penggunaan jasa ojek di Purwakarta pun dinilai oleh Dedi perlu dilakukan oleh Go-Jek. Menurut dia, ini penting agar tidak terjadi benturan antara mitra perusahaan ojek online dengan ojek konvensional seperti yang terjadi di beberapa daerah.

“Nah, dari riset itu mereka pegang data, berapa sih rate kebutuhan ojek di daerah A misalnya. Jangan langsung rekrut, konflik bisa terjadi nanti dengan ojek konvensional,” katanya menambahkan.

Apabila pihak Go-Jek tidak mengikuti arahan ini dan tetap “keukeuh” dengan pola yang mereka buat. Maka menurut Dedi, pihak Pemerintah Kabupaten Purwakarta tidak akan segan mengeluarkan larangan bagi perusahaan yang bergerak sejak Tahun 2010 tersebut.

“Kita tidak anti teknologi ya, mau via aplikasi atau konvensional kan yang penting kebutuhan transportasi masyarakat terpenuhi. Tetapi, perlu juga kita pikirkan dampak lanjutan ini agar tidak menjadi eskalasi negatif di tengah masyarakat kita. Jangan asal ikut trend tetapi malah timbul masalah baru. Kalau “keukeuh”, kita hentikan,” tegasnya.

Moda transportasi menurut Dedi sebenarnya lebih dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan untuk akses mobilitas menuju perkotaan. Terkait dengan transportasi di daerah kota menurut dia, masih belum ada keluhan apapun dari masyarakat.

“Transportasi lebih dibutuhkan di desa sebenarnya, tetapi kan tidak ada yang mau buka karena yang dibutuhkan oleh mereka adalah kendaraan roda empat untuk akses mobilitas,” pungkas Dedi.

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Rekomendasi 4 Perhiasaan Emas Dari Diamond Pavilion Beserta Harganya

9 April 2023 - 10:18 WIB

Jelang Nataru, Sembako di Purwakarta Alami Kenaikan Harga

16 Desember 2022 - 16:38 WIB

Si Manis dari Parungbanteng

6 Juli 2022 - 21:45 WIB

Optimalisasi Usaha, Duta Wirausaha Mandiri Go-Digital dan Go-Legal

2 Juli 2022 - 15:19 WIB

Petani Cabai di Purwakarta Merugi Usai Tanamannya Diserang Hama Patek

17 Juni 2022 - 18:34 WIB

Maggot Kering Pakan Ikan Hias Terbaik Tinggi Protein

16 Maret 2022 - 11:30 WIB

Trending di Ekonomi