PURWAKARTAPOST.CO.ID-Nama Nurhadi-Aldo tengah menjadi buah bibir warganet di Indonesia. Kehadiran pasangan capres-cawapres imajiner ini dianggap memecah ketegangan polarisasi dukungan. Sebagaimana diketahui, perdebatan kerap terjadi antara pendukung capres no 01, Joko Widodo dan capres 02, Prabowo Subianto.
Keriuhan adu argumen itu berlangsung sepanjang masa kampanye Pilpres 2019 di media sosial. Munculnya fenomena Nurhadi-Aldo juga menjadi perhatian khusus Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Menurut dia, fenomena tersebut menjadi angin segar di linimasa, terutama platform media sosial Facebook.
“Saya kira bagus. Ini pasangan hanya ada dua, polarisasi dukungan sangat kuat, darat dan udara jadi medan pertempuran. Nah, Nurhadi-Aldo menjadi angin penyejuk,” kata Dedi dalam sebuah kegiatan. Tepatnya, di Desa Wadas, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Karawang, Rabu (16/1/2019) malam.
Sebagai Budayawan Jawa Barat, Dedi melihat pesan budaya yang tersirat di balik kemunculan Nurhadi-Aldo. Dia menyamakan pasangan tersebut dengan tokoh adik-kakak dalam Perang Baratayudha, Cepot dan Dawala. Menurutnya, kedua putera tokoh Semar Badranaya itu mampu mencairkan ketegangan perang Pandawa dan Kurawa.
“Kalau Baratayudha versi India itu sangat tegang. Versi Indonesia ada para punakawan, yang paling lucu ya Cepot dan Dawala. Saya kira, Nurhadi-Aldo ya Cepot-Dawala. Saat Amarta dan Hastina tegang, lalu muncul mereka berdua, semua tertawa riang,” katanya.
Perlu Kemunculan Nurhadi-Aldo Lain
Ketua DPD Golkar Jawa Barat itu berharap Nurhadi-Aldo bukanlah fenomena terakhir yang mengundang gelak tawa. Dia berharap, terdapat fenomena serupa yang secara berkesinambungan mengurangi gesekan dua kubu di Pilpres 2019. Ini penting dalam rangka menjaga hubungan antar warga bangsa.
“Pilpres dan Pileg 2019 tidak akan tegang kalau muncul Nurhadi-Aldo yang lain. Jadi, linimasa sosial media kita tidak dipenuhi dengan debat kusir, tapi mari kita penuhi dengan kebahagiaan. Semua pihak harus mau menurunkan tensi dan mendinginkan suasana. Kita bergandeng tangan demi rakyat,” ujarnya.
Lebih jauh, dirinya menampik jika fans Nurhadi-Aldo di dunia maya merupakan golongan putih. Dedi memiliki logika sebaliknya, dia menilai mereka sebagai pendukung cerdas dan jernih dalam melihat situasi kekinian.
Cara mereka memandang permasalahan publik pun menjadi perhatian Mantan Bupati Purwakarta tersebut. Objektivitasnya kata dia, patut menjadi pertimbangan. Pasalnya, cara pandang mereka sudah terlepas dari semangat suka dan tidak suka terhadap salah satu pasangan capres-cawapres.
“Justru mereka itu partisipatif dan kita tidak bisa mengatakan bahwa mereka ini golongan putih. Cara mereka melontarkan komentar itu kan cerdas, diksinya tidak dihiasi dengan semangat suka atau tidak suka terhadap salah satu kubu. Mereka clear dalam berpendapat,” katanya.