Pada tahun 1832 jaman Dalem Suriawinata itu, datanglah beberapa rombongan Tionghoa-sengke, datang dari (negeri) seberang mengisi tanah tak bertuan di Cilangkap wilayah Purwakarta, menumpang bercocoktanam, membabat hutan membuka tanah di sekelilingnya; namun entah bagaimana asal mulanya, tanpa sepengetahuan pemerintah, sebab tidak berapa lama kemudian dari mula pertama melintasi hutan membuat jalan langsung saja secara bersamaan membuat kerusuhan menyerbu ke Purwakarta bahkan menembus ke Karawang sekalian! ……… “
baca juga: Tahukah Kamu? Warga Purwakarta Dihukum Mati Karena Menggulingkan Kereta Belanda di Stasiun Bendul
Di dalam Encyclopaedie van Nederlandsch Indie, Tweede Deel, s’Gravenhage, Martinus Nijhoff & Leiden, N.V. v/h E.J. Brill, yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagai berikut ” ……… Jika sisa gangguan serius di Krawang disebut pemberontakan Bagus Djabin pada 1816 dan pemberontakan China pada tahun 1832 di mana kerusuhan Purwakarta terakhir semua rumah Eropa dihancurkan oleh api dan naturalis Macklot (lihat qv ) menemui ajalnya. Aksi militer untuk perdamaian dipulihkan segera. “
Tulisan ini disusun oleh Peneliti Sejarah Purwakarta, Ahmad Said Widodo
baca selengkapanya Disini