PURWAKARTAPOST.CO.ID-Shinta Nuriyah Wahid berkesempatan mengunjungi Kabupaten Purwakarta dalam rangka roadshow sahur dan buka puasa Ramadhan 1440 H/2019 M, di Desa Wanasari Kecamatan Wanayasa dan Ponpes Al-Muhajirin, Sabtu (11/5/2019) petang.
Istri mantan Presiden RI ke-empat Almarhum KH Abdurahman Wahid atau Gusdur bercerita bagaimana toleransi di Indonesia harus dijaga baik.
“Ini sesuai dengan semboyan Bhinneka tunggal Ika,” ujarnya.
Menurutnya di bulan suci Ramadhan ini toleransi diuji. Saat Ramadhan tidak boleh masyarakat saling menyebar fitnah dan menghujat.
“Tidak boleh saling fitnah, gontok-gontokan, saling hujat,” katanya.
baca juga : Cerita Keluarga Gusdur Saat Memaafkan Dai Hatters Asal Bekasi
Dia juga bercerita bagaimana kebiasaannya bersaa almarhum Gusdur saat bulan Ramadhan tiba. Apa yang dilakukannya hari tersebut juga bagian dari menjaga kebiasaan almarhum Gusdur.
“Ini sudah saya lakukan sejak 20 tahun lalu. Sahur bersama kuli bangunan, tukang becak, dan lainnya, dan ini pula yang menjadi kebiasaan Almarhum Gus Dur,” jelasnya.
Kesempatan bertatap muka dengan masyarakat langsung semata-mata untuk menjaga silaturahmi dan berbagi kebahagiaan.
“Saya juga bisa saling berbagi kebahagiaan dan pengalaman bersama kaum dhuafa,” kata Sinta.
KH Abun Bunyamin pimpinan pondok pesantren Al-Muhajirin yang juga Rois Suriyah PC NU Purwakarta turut menyambut Shinta Nuriyah Wahid bersama ratusan santri putri ponpes Al-Muhajirin.
Menurut Kiyai Abun pesan toleransi harus terus disampaikan untuk menjaga ukhuwah watoniyah dan ukhuwah insaniyah.
“Ini seperti yang disampaikan Baginda Rasulullah Saw. Bahwa kita dianjurkan, diperintahkan, bahkan diberikan contoh bagaimana semestinya kita berdampingan dengan orang yang beda keyakinan,” pungkas Kiyai Abun.
Usai mengunjungi Kabupaten Purwakarta, Hj Shinta Nuriyah Wahid kemudian bertolak ke Kabupaten Subang untuk melanjutkan roadshow sahur.