Menu

Mode Gelap

News · 8 Jul 2017 19:38 WIB ·

Dulu Dalang Asep Sunandar Kini Dedi Mulyadi Jadi Rujukan Kesundaan


 Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat bersalaman dengan Ketua MUI pusat, KH Ma'ruf Amin saat menghadiri kegiatan silaturahmi FSGN Jawa Barat di halaman Ponpes Daarul Maarif Margaasih Kabupaten Bandung, Sabtu (8/7/2017) Perbesar

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat bersalaman dengan Ketua MUI pusat, KH Ma'ruf Amin saat menghadiri kegiatan silaturahmi FSGN Jawa Barat di halaman Ponpes Daarul Maarif Margaasih Kabupaten Bandung, Sabtu (8/7/2017)

PURWAKARTAPOST.CO.ID-Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Ma’arif Kiai Sofyan Yahya menyebut Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebagai sosok yang menjadi rujukan dalam persoalan budaya Sunda.

 

Menurut mantan Anggota DPD RI tersebut, pria yang kini gemar mengenakan peci hitam itu merupakan penerus Dalang Asep Sunandar Sunarya.

 

Hal itu dia sampaikan di sela kegiatan Halal bi Halal Forum Silaturahmi Guru Ngaji (FSGN) Provinsi Jawa Barat di halaman Pondok Pesantren Daarul Ma’arif Margaasih, Kabupaten Bandung, Sabtu (8/7/2017).

 

“Dulu, kalau bicara kesundaan, rujukannya pasti almarhum Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya. Kalau sekarang, saya kira Dedi Mulyadi, beliau ini eces (jelas.red) kalau membahas tentang kesundaan,” jelasnya.

 

Pernyataan yang ia lontarkan tersebut rupanya bukan tanpa dasar. Ia mengaku pernah melakukaan telaah terhadap buku yang berjudul “Mengayuh Negeri dengan Cinta” yang disusun oleh Dedi Mulyadi. Buku tersebut menurut dia, sarat akan nilai dan konsep tentang kepemimpinan ala Sunda.

 

Dari sekian banyak ‘siloka’ atau perumpamaan yang dihadirkan dalam buku tersebut, Kiai Sofyan mengaku tertarik dengan konsep ‘samara pawon’ atau bumbu dapur.

 

Konsep tersebut dinilai Kiai Sofyan sebagai konsep kekinian, sebab segala persoalan bangsa diselesaikan di belakang (di dapur.red), tanpa menimbulkan kegaduhan.

 

“Saya pernah membaca buku Kang Dedi, itu luar biasa, permasalahan cukup diselesaikan di dapur, di belakang, tidak usah dibawa ke jalan, sehingga tidak gaduh, tidak ribut,” katanya menambahkan.

 

Acara yang turut dihadiri oleh Ketua Umum MUI Pusat, Kiai Ma’ruf Amin dan Pengasuh Pondok Pesantren al Hikamus Salafiyah, Kiai Adang Badrudin tersebut mendaulat Bupati Purwakarta untuk menyampaikan pandangannya tentang dunia pesantren.

 

Menurut Dedi, pesantren merupakan sebuah entitas yang mampu mengajarkan kemandirian sehingga tidak menjadikan para santri berpangku tangan kepada orang lain.

 

“Pesantren itu kuat, mengajarkan kemandirian, mandiri pangan, mandiri sandang, mandiri papan. Peternakan, pertanian dan perkebunan mampu hidup di dunia pesantren. Inilah nilai-nilai pesantren yang harus diterjemahkan menjadi kebijakan oleh para pemimpin,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 44 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

PLN Mobile Proliga 2024 Siap Digelar, Kolaborasi Dukungan Untuk Pengembangan Voli di Tanah Air

23 April 2024 - 20:04 WIB

Mampir ke PLN Pamanukan, Pemudik Asal Jakarta Ini Ceritakan Perjalanan 400 Km Naik Motor Listrik

23 April 2024 - 12:35 WIB

Dirut PLN Lakukan Inspeksi SPKLU Jalur Mudik, Pastikan 1.299 Unit Se-Indonesia Siaga Layani Pengguna Mobil Listrik

8 April 2024 - 20:48 WIB

Terlibat Tawuran, Puluhan Anggota Geng Motor di Subang Diamankan Polisi

8 April 2024 - 02:36 WIB

Dianggap Menganggu Lalin, Polsek Pusakanagara Polres Subang Terpaksa Bubarkan Aktivitas Penyapu Koin di Jalur Pantura

8 April 2024 - 02:26 WIB

BPJS Kesehatan Buka Layanan Posko Mudik Lebaran 2024, Ini Fasilitas Yang Disediakan

5 April 2024 - 16:19 WIB

Trending di Regional