Purwakarta Post – Sebanyak 261 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Malangnengah Kecamtan Sukatani Kabupaten Purwakarta terpaksa harus belajar di aula desa setelah bangunan sekolah mereka dirobohkan karena berada di zona proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).
Salah seorang guru SD Negeri 1 Malangnengah Aja Sapta mengatakan, pemindahan ini hasil kesepakatan bersama antara pihak sekolah, pemerintah desa dan orang tua siswa.
“Hasil musyawarah bersama, semua sepakat proses belajar mengajar awal semester dua ini di aula desa menunggu pembangunan sekolah baru selesai,” ungkap dia, Selasa (7/1/2020).
Ia mengatakan, pihak pengembang pembanguna kereta api cepat Jakarta-Bandung menargetkan proses pembangunan sekolah baru selama enam bulan. Namun jika sudah selesai kurang dari enam bulan kegiatan belajar mengajar dapat segera pindah.
“Pokokonya menunggu pengerjaan sekolah baru selesai saja, bisa kurang bisa juga lebih dari enam bulan,” kata Aja.
Ia mengatakan, kegiatan belajar mengajar di sini memanfaatkan aula desa yang dibagi menjadi dua kelas, kemudian menggunakan gedung pelayanan kesehatan.
“Jadi semuanya ada tiga ruangan. Proses belajar dibagi dua ship, kelas 1, II dan III pukul 06.00 Wib sampai 09.00 Wib, sementara kelas 1V, V dan VI pukul 09.00 Wib sampai 12.00 Wib,” ujar dia.
Ia mengakui jika kegiatan belajar mengajar di sini kurang efektif, namun pihaknya tidak memiliki pilihan lain. “Yah mau bagaimana lagi tidak ada pilihan lain, mudah-mudahan saja gedung sekolah baru cepat selesai,” ujar Aja.
Sementara, salah seorang orang tua siswa, Titin Sulastri (37) mengaku, awalnya orang tua siswa keberatan kegiatan belajar mengajar dilakukan di aula desa, karena dinilai tidak akan efektif.
“Awalnya orang tua siswa sebagian besar berkeinginan menunggu gedung sekolah baru selesai baru sekolah lama di robohkan, tapi hasil musyawarah dan kesepakatan bersama, kita sepakat untuk pindah sementara ke sini menunggu gedung sekolah baru selesai, dan di sini juga cukup nyaman,”ujar dia.