PURWAKARTAPOST.CO.ID-Selama memberikan sambutan kepada 183 kepala desa Purwakarta di Pendopo Pemkab Purwakarta, Jawa Barat, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Marwan Jafar menyebut Kabupaten Purwakarta berhasil mempertahankan budaya desa.
Mendes Marwan Jafar mengatakan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi berhasil menjadikan Kabupaten Purwakarta sebagai salah satu kabupaten yang briliant mengangkat budaya lokal desa.
“Purwakarta salah satu kabupaten yang mengalami keberhasilan itu. Bagaimana caranya membangun desa, kami menekanan kepada pa bupati bagaimana budaya desa tidak tercerabut dari akarnya mulai dari gotong royong, rembuk desa itu berjalan dengan baik,” papar Menteri Marwan Jafar, Kamis (7/1/2016).
Berikut ini isi sambutan lengkap Mendes PDTT, Marwan Jafar sesaat sebelum berdialog dengan 183 kepala desa Purwakarta didampingi Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.
“Banyak kabupaten dan daerah yang kami kunjungi, kemarin di Bogor, hari ini di Purwakarta, saya apresiasi kepada bupati Purwakarta atas acaranya yang meriah, bupatinya kompak dan kocak. 2018 insyallah,”
“Bahwa sepanjang Indonesia merdeka baru kali ini kita punya kementerian yang mengurus khusus tentang desa, dulu yang mengurus diberikan ke dalam Kementerian Dalam Negeri tidak maksimal.”
“Seluruh proses berdemokrasi membangun desa, kita mengangkat budaya desa, kita akan garap semuanya dan setengah tahun terakhir pembangunan lebih komprehensif secara nasional terus menerus di tingkat daerah.”
“Kata bupati Purwakarta gaji kepala desa sudah 4 juta, tadi yang disebutkan pa bupati lumayan banyak.”
“Dimana pun tempatnya kalau pemerintah daerahnya memperhatikan desa desanya, insyallah dua putaran terpilih, banyak kepala daerah memfokuskan ke desa desa kita.”
“Purwakarta salah satu kabupaten yang mengalami keberhasilan itu. Bagaimana caranya membangun desa, kami menekanan kepada pa bupati bagaimana budaya desa tidak tercerabut dari akarnya mulai dari gotong royong, rembuk desa itu berjalan dengan baik.”
“Yang lebih baik pemimpin tidak ada jarak dengan rakyat, oleh karena itu kita perlu budaya desa. Kita kembangkan ekonomi desa melalui lumbung ekonomi desa melalui konsep kebudayaan desa, tinggal bagaimana bersama-sama meningkatkannya.”
“Salah satu upaya kita membangun amanat UU Desa, perjuangan kita selama 10 tahun. 2014 disahkan oleh DPR baru selesai, itu pun dengan tarik menarik kepentingan kalau tidak dipaksakan hari itu belum tentu kita punya payung hukum, setelah proses berjalan bisa kita lakukan penyempurnaan.”
“Salah satu poin penting UU Desa itu dana desa, kita punya komitmen bahwa dana desa sudah dikucurkan, Rp300 juta sampai Rp400 juta rata-rata. Kita sudah kucurkan Rp20 triliun, yang disesuaikan dengan jumlah penduduk, luas wilayah, tingginya kemiskinan dan letak geografis.”
“2016 dana desa akan ditingkatkan menjadi 2 kali lipat, 2017 menjadi 3 kali lipat, 2018 menjadi 4 kali. Tahun 2016 seluruhnya Rp47 triliun. Bapa Ibu akan menerima Rp600 sampai Rp700 juta belum termasuk ADD (Alokasi Dana Desa) yang dikeluarkan kabupate/kota dihitung-hitung hampir satu milyar. Kalau digunakan baik dan benar desa desa akan mengalami perubahan dan dari uang itu saya tegaskan bahwa masyarakat desa harus tahu, oh ini ada DD dan ADD, kalau perlu masyarakat tahu buat pusat informasi desa, khotib bisa juga mengumumkan di masjid ini adalah bagian dari komitmen pemerintah terhadap desa di seluruh Indonesia.”