Menu

Mode Gelap

Desa · 6 Jan 2020 16:27 WIB ·

Pemkab Purwakarta Dorong Desa Miliki Pengelolaan Sampah Mandiri


 Pemkab Purwakarta Dorong Desa Miliki Pengelolaan Sampah Mandiri Perbesar

Purwakarta Post – Pemerintah Kabuten Purwakarta, mendorong setiap desa untuk memiliki tempat pengelolaan sampah secara mandiri di 2020 ini. Sehingga, nantinya pengelolaan lingkungan di desa itu lebih tertata.

“Kami akan menguatkan komitmen dengan pemerintah desa soal pengelolaan lingkungan ini. kedepan, jika lingkungan desa itu kotor dan tak tertata dengan baik, kami sudah menyiapkan sanksi bagi perangkat desanya. Untuk sanksinya, honorarium perangkat desa hingga tingkat RT/RW-nya tak akan diberikan,” ujar Anne Ratna Mustika beberapa waktu lalu.

Selain dengan pemerintahan desa, sambung Anne, pihaknya pun telah meminta dinas terkait untuk menaikkan pajak hingga tiga kali lipat bagi para pemilik kos – kosan dan kontrakan yang memiliki lebih dari 10 pintu namun tidak menyiapkan tempat pengelolaan sampah untuk penghuninya.

“Selama ini, penghuni kos – kosan dan kontrakan disinyalir jadi penyumbang terbesar produksi sampah, baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan. Makanya, ini jadi catatan kami,” jelas dia.

Anne menjelaskan, sebenarnya kebijakan yang dikeluarkannya ini bukan semata – mata karena berdampak pada estetika lingkungan di wilayahnya, atau karena pemerintah terbebani dalam hal pengelolaan sampah saja. Tapi, lebih dari pada itu pihaknya ingin menyelamatkan masyarakat dari ancaman lain yang timbul dari lingkungan yang kotor ini.

“Kalau lingkungannya kotor, jelas kualitas hidup masyarakat pun terancam. Dampaknya, bisa muncul penyebaran penyakit dan terparah bisa menimbulkan bencana banjir,” jelas dia.

Anne mencontohkan, di beberapa titik di Purwakarta kerap terjadi genangan air cileuncang di kala hujan turun. Menurutnya, luapan air ini terjadi karena banyak tumpukan sampah yang menyumbat saluran air.

Dalam hal ini, Anne pun menyayangkan masih ada di pihak yang asal – asalan dalam melakukan pembangunan. Misalnya, pembangunan minimarket atau rumah makan. Buktinya, di beberapa titik pihaknya melihat masih ada bangunan yang menutup gorong – gorong yang selama ini menjadi saluran air di lingkungan tersebut.

“Kalau saluran airnya tertutup bangunan, jelas airnya meluber ke jalan. Akhirnya apa yang terjadi, ya banjir cileuncang,” kata Anne.

Untuk itu, Anne mengajak seluruh lapisan untuk bersama – sama menyamakan persepsi dan menguatkan komitmen dalam hal menjaga lingkungan. Karena menurutnya, kalau hanya mengandalkan pemerintah tidak akan selesai dalam waktu singkat.

“Menyelamatkan lingkungan, harus menjadi bagian dari komitmen bersama. Artinya, tak hanya mengandalkan pemerintah saja, tapi seluruh element dan stakeholder juga harus terlibat tanpa terkecuali,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Purwakarta Kirim Ratusan Atlet Ikuti Fornas Jabar 2023

1 Juli 2023 - 14:08 WIB

Sepekan Libur Lebaran 2023, Kunjungan Wisatawan Purwakarta Tembus 263. 252

4 Mei 2023 - 12:58 WIB

Kreatif! Kades Sumurugul Wanayasa Ajak Anak-Anak Ikut Lomba Lato-Lato

8 Januari 2023 - 19:59 WIB

Tanjakan Cinta Objek Wisata Baru di Purwakarta yang Hits Dikelola BUMDesa

28 November 2022 - 23:37 WIB

Bah Enos Warga Purwakarta yang Tak Lagi Dapat Bantuan

22 November 2022 - 12:34 WIB

Dikawal Pendamping, Kabupaten Purwakarta Kini Jadi Kabupaten Maju di Indonesia

24 Oktober 2022 - 15:55 WIB

Trending di Desa