PURWAKARTAPOST.CO.ID-Tidak ada “badai politik” bagi sebagian besar kader Partai Golkar di daerah untuk mendukung Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi maju pada Pilgub Jabar 2018.
Kader Golkar konsisten untuk mengusung nama Dedi Mulyadi sebagai ujung tombak perkaderan maju pada Pilkada serentak 2018.
Rekomendasi DPP Golkar kepada Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqin tidak sama sekali merubah halauan politik kader di akar rumput. Dedi Mulyadi telah menjadi simbol kemajuan Golkar di Jabar dan mewakili kader tulen dari rahim kekaryaan.
Keputusan DPP Golkar atas rekomendasi itu berimbas pada dua pilihan sulit. Bagi kader di tingkat kecamatan tidak ada pilihan lain selain mendukung Dedi Mulyadi.
Ketua PK Golkar Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta, Agus Mahardika mengaku tidak habis pikir dengan keputusan DPP.
“Secara pribadi tentunya saya sangat kecewa dengan DPP Partai Golkar yang tidak memberikan surat rekomendasi kepada Kang Dedi Mulyadi untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Barat. Kang Dedi Mulyadi itu Pemimpin yang dilahirkan dari rahim Golkar,” paparnya di Maniis, Minggu (5/11/2017).
Rekam jejak Dedi Mulyadi di Golkar tidak diragukan lagi. Dia dibesarkan oleh Partai Golkar, pernah menjabat sebagai Ketua Golkar Kabupaten Purwakarta dan sekarang Ketua Golkar Provinsi Jawa Barat.
“Jadi seharusnya DPP Golkar mengutamakan Kadernya sendiri yang sudah jelas Prestasi, Dedikasi dan Loyalitasnya terhadap Partai Golkar ini, bukan nya memberikan dukungan kepada orang yang tidak jelas dedikasi dan loyalitasnya,” jelas Agus.
Agus yang juga alumnus HMI Cabang Purwakarta memastikan bahwa Kader Golkar Kecamatan Maniis tetap solid dan berkomitmen untuk mendukung Dedi Mulyadi jika maju pada Pilgub Jabar 2018 meski tanpa dukungan Golkar.
“Iya, saya sudah berkomunikasi dengan pengurus PK dan PD, juga beberapa tokoh masyarakat, bahwa kader Golkar Kecamatan Maniis akan tetap berkomitmen mendukung Kang Dedi Mulyadi jika maju pada Pilgub Jabar 2018,” tutur Agus.
Keputusan PK Golkar Maniis didasari pada hasil Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) di Kabupaten Karawang. Hasil dari Rapimda tersebut adalah usulan dan kesepakatan seluruh Ketua DPD Golkar Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat untuk mencalonkan Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jawa Barat dari Partai Golkar.
“Seandainya nanti DPP Golkar tetap tidak mau mencalonkan Kang Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur, maka itu artinya DPP telah berdosa kepada seluruh kader Golkar di Jawa Barat karena telah mengkhianati hasil Rapimda yang merupakan aspirasi dari seluruh DPD Golkar Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat,” pungkasnya.
Jargon “Suara Golkar Suara Rakyat” akan tidak terbukti bila DPP tidak mendukung kadernya sendiri. Imbasnya adalah suara Golkar dipastikan akan tergerus habis pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.