PURWAKARTAPOST.CO.ID-Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI (MPR RI) menyebut Purwakarta menjadi role model Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengunjungi kabupaten Purwakata dalam rangka “Safari Kebangsaan Membangun Kebhinekaan” yang digelar di Bale Citra Resmi, Kamis (5/5/2016).
Dalam orasinya, Zulkifli menegaskan peran penting Pancasila sebagai ideologi bernegara. Pancasila harus menjadi cara pandang dan perilaku masyarakat sebagai nilai luhur Indonesia. Karenanya perlu ditegaskan kembali agar Pancasila tetap menjadi model bermasyarakat dengan kemajemukannya.
Pancasila menjadi benteng bagi masyarakat dan generasi muda saat ini. Karenanya jangan sampai Pancasila hanya menjadi mata pelajaran di bangku sekolah melainkan harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari dan diteruskan oleh generasi muda.
“Anda bayangkan jika generasi anak bangsa kita tidak diajarkan lagi filosofi Pancasila, mereka boleh jadi tidak lagi merasa Indonesia, tidak lagi merasa nusantara,” tuturnya.
Sepengetahuan dia Pancasila telah dijalankan oleh Pemerintah Purwakarta dan masyarakatnya. Melalui kebijakan-kebijakan strategis pemerintah daerah diharapkan faham Pancasila dapat dijalankan hingga masyarakat desa.
“Saya mendengar bahwa di Purwakarta ini sudah ada peraturan desa berbudaya. Nah itulah Pancasila sebenarnya,” ujar Zulkifli Hasan.
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menceritakan bagaimana orang-orang terdahulu membangun Pancasila. Karuhun (orang tua terdahulu) adalah individu-individu Nasionalis dan Pancasilais sehingga tanpa mereka Indonesia sama sekali tidak akan mengenal Pancasila. Untuk menjaganya dibutuhkan keseriusan dan konsistensi pemerintah. Pemerintah Purwakarta sendiri telah memulainya melalui pendidikan.
“Karena latar belakang ini saya membuat kebijakan pendidikan,” terang Dedi.
Di Purwakarta melalui peraturan pendidikan karakter, anak-anak perempuan mulai belajar menjahit dan menyulam agar kelak di masa depan mereka dapat menguasai dunia fashion dan membuat mode sesuai dengan nilai-nilai bangsanya. Anak-anak lelaki belajar bertani dan berladang agar kelak di masa depan mereka dapat menguasai bidang pertanian.
“Ini penting agar seluruh sumber daya negeri ini tetap dikuasai anak negeri,” ujar Dedi.