PURWAKARTAPOST.CO.ID-Nahas betul nasib keluarga Agus Suherman warga Kampung Jati Jajar RT 19 RW 03 Desa/Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta lantaran harus merelakan anaknya meninggal dunia.
Agus adalah kepala keluarga yang tinggal di rumah gubuk berukuran sekitar 3×3 meter beratapkan genteng seadannya dan dinding rumah dari terpal. Rumah tersebut menampung 6 orang anak yang kebanyakan masih balita. Sehari-hari Agus bekerja memulung sampah plastik, hasil menjual sampah plastik yang diperoleh untuk membiayai kehidupan sehari-hari keluarganya.
Sementara istrinya Irma sudah sejak lama mengalami gangguan mental dengan memiliki enam anak. Kondisi tersebut sudah lama terjadi pada Irma. Karena tak memiliki biaya Agus tidak sanggup membiayai pengobatan istrinya tersebut.
Satu dari enam anak Agus yang baru berusia 5 bulan, dua pekan lalu mengalami sakit dan kritis namun sayang Agus tak memiliki biaya untuk membawanya berobat. Saat dua pekan lalu juga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Purwakarta menjenguk keluarga Agus.
“Pak Agus memiliki 6 anak yang sebagian besar masih balita, anak bungsunya usia 5 bulan pada saat Tim dari KPAI menyambangi sekitar 2 minggu yang lalu kondisinya sudah kritis,” jelas Sekretaris KPAI Purwakarta, Nunung Nurjanah, Senin (29/2/2016).
Hari Sabtu 27 Februari kemarin, KPAI mendapat kabar dari keluarga Agus bahwa anaknya yang berusia lima bulan meninggal dunia. Menurut Agus anaknya meninggal lantaran kurang perhatian baik untuk suplai gizi maupun pengobatan serta rumah yang layak.
“Karna kurang perawatan disebabkan kondisi ibu gangguan mental dan tempat tinggal yang tak layak. Kemarin Sabtu, 27 Februari 2016 balita yang usia 5 bulan itu meninggal dunia,” papar Nunung.
Mendapat kabar itu tim KPAI langsung melayat ke rumah Agus untuk memberikan perhatian dan bantuan alakadarnya. KPAI mengaku prihatin dengan kondisi keluarga Agus yang kurang mampu dan tidak memiliki tempat tinggal layak huni serta minim perhatian.