PURWAKARTAPOST.CO.ID-Mencari titik temu korelasi Islam dan seni budaya melalui “Ngaji Islam Nusantara” yang akan digelar Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Purwakarta, Minggu (27/3/2016) di Bale Janaka Pemkab Purwakarta.
Ngaji Islam Nusantara yang digelar ISNU adalah kali ke empat dan menjadi agenda rutin ISNU mengajak ngaji intisari Islam nusantara kepada masyarakat Purwakarta. Kebetulan Ngaji yang akan digelar Minggu tanggal 27 Maret diambil tema, “Islam Nusantara Perspektif Seni Budaya”, karenanya sebagai pemateri hadir Dr. Ngatawi Alzastrowi atau Kyai Ganjur, dosen sekaligus dosen pascasarjana STAINU Jakarta. Selain Kyai Ganjur pemateri ngaji yang digelar besok juga hadir Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi budayawan Jawa Barat.
Ketua ISNU Purwakarta, Ramlan Maulana mengatakan hal penting dari digelarnya Ngaji Islam Nusantara Persepektif Seni Budaya bertujuan mencari titik temu dan korelasi Islam Nusantara dengan budaya sebagai produk budaya. Setelah diketahui titik temunya, selanjutnya dicarikan kedudukan seni budaya dalam konstruksi Islam Nusantara sebagai jalan dakwah ulama terdahulu.
“Substansi kesenian bagaimana yang dianggap relevan dengan Islam sebagai ajaran dan syariat,” kata Ramlan, Sabtu (26/3/2016).
Lebih spesifik Ngaji Islam Nusantara juga bertujuan menemukan kesesuaian seni budaya yang berkembang di Purwakarta dengan Islam Nusantara yang hari ini diskemakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Kontruksi Islam Nusantara yang dimaksudkan ialan wajah asli Islam nusantara dengan akar budaya, kaffah namun tetap bersahaja.
Ramlan menyindir sekelompok orang yang menuding Ngaji Islam Nusantara sebagai perilaku sesat. Padahal menurutnya mereka belum ikut mengaji bahkan tak sepenuhnya faham maksud Islam rahmat bagi alam. Dia tidak bergeming meski kelompok masa ini mengancam akan menswiping pengajian ISNU dengan dalih pembenaran tadi.
“Silahkan ngaji dulu saja yang benar. Orang yang pemahaman agamanya luas, tidak akan mudah mengkafirkan apalagi hingga melarang-larang. Tabayun dan sikap arif selalu dikedepankan,” jelas Ramlan.
Melalui medsos Facebook akun Majelis Dakwah Manhajus Solihin Selasa, 22 Maret kemarin mempostinga kecaman seperti berikut dan respon komentarnya:
“Waspadai bahaya kesesatan Islam Nusantara… ” tulis Manhajus Solihin.
“Dimana pun Islam Nusantara berada, termasuk di Purwakarta, turun, boikot, bubarkan,” timpal akun Iwan Rabani II.