PURWAKARTAPOST.CO.ID-Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi siap membangun rumah yang habis terbakar si jago merah. Rumah tersebut terletak di Desa Sangkanurip. Tepatnya di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.
Berdasarkan informasi, rumah itu dihuni oleh 4 generasi sekaligus. Yakni, buyut, kakek, orang tua dan anak. Jumlah penghuni rumah permanen itu diketahui sebanyak 24 orang.
“Saya kesini karena kebetulan ada kegiatan sekitar sini. Rumahnya sangat bersejarah bagi keluarga karena dihuni 4 generasi. Insya Allah, teman-teman saya di sini nanti membantu,” kata Dedi, Kamis (21/6/2018).
Rumah yang berisi penuh kenangan bagi keluarga Abah Udi (76) itu sendiri terbakar pada Rabu, (6/6/2018) lalu. Tepatnya sekitar Pukul 16.00 WIB.
Koordinasi dengan koleganya di Partai Golkar Kabupaten Bandung segera Dedi lakukan. Bupati Bandung, Dadang M Nasser merupakan kepala daerah yang berasal dari partai berlambang pohon beringin tersebut.
Menanggapi bantuan tersebut, Abah Udi mengaku senang. Buyut di keluarganya itu masih bisa tersenyum kecil. Pasalnya, dia gembira seluruh anggota keluarganya selamat dalam musibah kebakaran itu.
“Nuhun Jang Dedi, nuhun pisan (terima kasih Nak Dedi, terima kasih sekali),” ujarnya.
Musibah kebakaran juga terjadi di Desa Jatisari, Kecamatan Cangkuang. Sebanyak 8 rumah yang dihuni 14 KK ludes terbakar. 37 orang warga pun kini terlantar tidak memiliki hunian.
Dedi Mulyadi pun tampak hadir di lokasi kejadian dan turut berempati atas peristiwa yang menimpa warga tersebut.
Instalasi Listrik Jadi Masalah
Kepala Seksi Pemerintahan desa setempat, Jajang mengatakan kebakaran tersebut terjadi akibat korsleting instalasi listrik. Api menjalar dari satu rumah ke rumah lain karena jaraknya berdekatan.
“Karena korsleting listrik ini Pak. Rumah di sini kan posisinya dekat-dekat, makanya apinya cepat menyebar,” katanya.
Masalah korsleting menurut Dedi Mulyadi terjadi akibat instalasi listrik yang tidak berkualitas. Karena itu, jika terpilih di Pilgub Jabar, dia mengaku akan menjalin koordinasi dengan PLN untuk mengatasi masalah ini.
“Kabel listrik tidak boleh beli yang cepat panas. Ini PLN nanti harus rutin melakukan pengecekan ke rumah pelanggan,” katanya.
Selain itu, desain rumah menurut mantan Bupati Purwakarta tersebut mempengaruhi temperatur rumah. Suhu ruangan itu, kata dia, turut menjadi faktor pemicu panas tidaknya kabel listrik.
“Kalau orang Sunda mah kan rumahnya ada ‘para’. Ada jarak antara langit-langit dengan genting. Jaraknya juga cukup lebar. Jadi, suhunya relatif terjaga,” ucap dia.