PURWAKARTAPOST.CO.ID-Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi gagal fokus saat melihat alat musuk tradisional nampak tidak tertata. Padahal semula Bupati hendak membuka kegiatan Kejuaraan Daerah Perisai Diri tingkat Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Perisai Diri Kabupaten Purwakarta di GOR Jaya Perkasa, Jalan Purnawarman Barat.
Di lokasi tersebut juga menjadi tempat berkantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pemuda dan Olahraga.
Sebelum memasuki hall tempat acara digelar, Dedi yang hadir dengan mengenakan kemeja putih, celana jeans, sepatu kets lengkap dengan peci hitam itu, terlebih dahulu memasuki Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Langkahnya terhenti di pintu masuk kantor tersebut karena melihat Gamelan Sunda yang dipajang di lobi kantor.
“Ini bagaimana sih? Katanya Dinas Pariwisata? Simpan alat kesenian saja gak ditata, acak-acakan begini, harusnya ditata dong,” ujar Dedi gereget, Rabu (19/7/2017).
Ia pun terlihat merapikan gamelan yang ia nilai memiliki kesalahan dalam tata letak, diantaranya kendang, saron dan alat kesenian Sunda yang lain. Setelah itu, dengan nada geram pula, beberapa kali Dedi terdengar memanggil Kepala Bidang Pariwisata pada dinas tersebut untuk segera merapikan gamelan. Namun sayang, Kepala Bidang yang dimaksud tak kunjung hadir di hadapannya.
“Mana Kabid Pariwisata, sama sekali gak mencerminkan keelokan Purwakarta, gamelan ditaruhnya begini. Gak bisa penataan kantor kalau seperti ini, seenaknya saja simpan alat musik kayak gini,” serunya.
Mengetahui pejabat yang dia panggil tak kunjung hadir. Dedi kemudian melemparkan kembali pertanyaannya kepada salah satu pegawai. Dengan terbata-bata, pegawai tersebut mengatakan bahwa Kepala Bidang Pariwisata, Heri Anwar, tengah melakukan rapat.
“Ke Campaka Pak, ada rapat,” singkatnya lirih.
Belum puas mengoreksi tata letak gamelan, Dedi terlihat berkeliling ke seluruh ruangan di kantor tersebut. Bahkan, toilet pun tak luput dari komentar Bupati yang dikenal tegas terhadap penegakan peraturan itu.
“Ini pintu ruangan gak boleh dipasangi kertas, toilet nya bau ini, ketahuan gak pernah diurus,” ujarnya.
Harapan Dedi, seluruh kantor Pemerintah di Kabupaten Purwakarta seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi. Ia mencontohkan penataan yang dia lakukan di kompleks Sekretariat Daerah Kabupaten Purwakarta yang didalamnya juga berdiri Rumah Dinas dan Kantor Bupati, juga Galeri Wayang.
“Itu penataan di Pendopo dan Rumah Dinas kan sederhana, tapi orang akhirnya mau datang karena tempatnya nyaman, untuk foto, atau sekedar untuk ngobrol,” pungkasnya.