Menu

Mode Gelap

Pendidikan · 18 Nov 2016 11:59 WIB ·

Tiga Warga Baduy Mengajar Tenun di Sekolah-sekolah Purwakarta


 Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat memperhatikan siswi SMPN 8 Purwakarta saat belajar menenun, Kamis (17/11/2016) Perbesar

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat memperhatikan siswi SMPN 8 Purwakarta saat belajar menenun, Kamis (17/11/2016)

PURWAKARTAPOST.CO.ID-Pemerintah Kabupaten Purwakarta mendatangkan tiga warga baduy yang dijadikan  guru bagi siswi seluruh sekolah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Kehadiran tiga guru tenun di tengah pelajar Purwakarta diharapkan dapat mendorong keterampilan siswi dalam seni menenun kain.  Ketiganya pertama kali menemui dan mengajarkan tenun kepada siswi SMPN 8 Purwakarta.

“Anak-anak disini sangat bersemangat, mereka cepat menerima pelajaran, dasarnya ketekunan. Sudah seminggu saya mengajar,” tutur Sarip (50) guru tenun dari Suku Baduy, Kamis (17/11/2016).

Tiga guru baduy yang didatangkan ke Purwakarta merupakan warga asal Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Catatan penting bagi pelajar saat belajar menenun ialah pelajar harus fokus, tekun dan sabar. Kain berukuran 1×2 meter hingga 2×0,25 meter menjadi media pembelajaran. Butuh waktu satu minggu untuk belajar teknik dasar menenun dan tujuan yang dicapai adalah kesabaran.

“Harus fokus, tekun, sabar, karena ini kan dikerjakan manual,” timpalnya.

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menegaskan pengajaran keterampilan menenun adalah bagian dari pendidikan karakter. Sehingga kedepan siswi yang telah belajar menenun dapat mengembangkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik.

“Pendidikan itu harus mencerdaskan, Pendidikan itu harus aplikatif, tidak boleh hanya bersandar pada aspek akademik. Kami sengaja memanggil Guru Tenun dari Baduy agar pelajar dapat langsung belajar pada ahlinya,” jelas Kang Dedi.

Seorang siswi SMPN 8 Purwakarta, Lusi (14) tahun mengaku senang dapat belajar menenung langsung dengan pengrajin asli. Dia semakin bersemangat mencoba menenun dengan pola sederhana namun mendapat apresiasi.

“Pelajarannya asyik. Kainnya khas, belajar membuat pola, baru bisa berhasil buat satu, tapi dipuji Pak Guru dan Ibu di rumah,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Ratusan Guru Honorer di Purwakarta Datangi Kantor DPRD Minta Diangkat Menjadi PPPK 

1 Maret 2024 - 00:32 WIB

Ratusan guru honorer di Purwakarta saat melakukan aksi damai di Kantor DPRD Purwakarta

Mahasiswa UPI Purwakarta Bantu Warga Realisasikan Memiliki Penampungan Bibit Ikan

25 Desember 2023 - 21:45 WIB

SMKN 1 Plered Purwakarta Sukses Selenggarakan Perlombaan Paskibra se-Jabar

25 Desember 2023 - 12:50 WIB

Istri Kepala Desa Wisudawan Tertua STAI Muttaqien 2023 

26 Agustus 2023 - 18:31 WIB

Wisuda ke XIII, STIE Muttaqien Purwakarta Lepas 197 Sarjana

26 Juli 2023 - 15:32 WIB

Kecurangan PPDB Bikin Bangkrut Sekolah Swasta?

24 Juli 2023 - 01:15 WIB

Trending di Pendidikan