PURWAKARTAPOST.CO.ID – Nermi (60) warga Kampung Cikadu, RT 04/08, Desa Taringgultengah, Kecamatan Wanayasa tak kuasa menahan sedih saat meratapi kondisi Ratna (22) yang tidak lain merupakan anak kandungnya.
Sebab, anak perempuannya itu mengalami depresi sejak tiga tahun terakhir. Bahkan kaki kiri Ratna terpaksa harus dirantai sejak 5 bulan terakhir. Hal itu dilakukan bukan tanpa alasan, Ratna sering keluar rumah tanpa sepengetahuan keluarga.
“Ratna seperti ini sudah tiga tahun terakhir,” ujar Nermi, Minggu (17/12/2017).
Nermi terpaksa harus merawat putrinya seorang diri setelah suaminya meninggal dunia. bahkan demi kesembuhan putrinya, janda tua itu tak pernah bosan datang ke berbagai rumah sakti hingga pengobatan tradisional pun dilakoni demi kesembuhan putrinya. Namun, pengobatannya itu harus terhenti akibat keterbatasan ekonomi.
“Dulu sempat kami bawa berobat kesana kemari namun tidak ada hasil, dan karena kondisi ekonomi kami yang sudah tidak mampu lagi membeli obat yang harganya ratusan ribu rupiah, saya pun memutuskan untuk merantai kaki kirinya,” Kata ibu kandung Ratna sambil menghela napasnya, Minggu (17/12/2017).
Sebelum depresi, Ratna sendiri sempat mengenyam pendidikan di bangku sekolah tingkat SMP kelas VIII. Saat usianya menginjak 17 tahun waktu itu, Ratna memilih menikah dengan seorang pria yang merupakan tetangganya sendiri hingga dikaruniai satu anak.
“Hingga kini penyebab depresi Ratna belum diketahui, karena saat berumah tangga Ratna sudah mengalami kondisi ini, jadi hanya mantan suaminya yang tahu,” kata dia.
Mendengar laporan dari pihak warga dengan adanya kejadian naas diatas, Kapolsek Wanayasa AKP Soetikno bergegas mengecek kondisi yang saat ini terjadi di wilayah hukumnya saat ini.
“Sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, saya selaku Kapolsek memberikan himbauan, agar keluarganya melepaskan rantai yang membelenggu kaki Ratna, apapun alasannya kondisi seperti ini di nilai tidak manusiawi, tetapi himbauan ini tergantung keluarganya” ujar kapolsek.