PURWAKARTAPOST.CO.ID – Dampak kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tak selalu merugikan.
Di Kabupaten Purwakarta, para eksportir grabak kramik di Kecamatan Plered untung karena harga ekspor mengalami peningkatan dibanding harga sebelumnya.
Kepala UPTD Litbang Kramik Plered, Kabupaten Purwakarta, Bambang Mega Wahyu mengatakan, jika melihat data sebelumnya kondisi ini justru menguntungkan bagi para pelaku usaha eksportir grabah kramik di Plered.
Alasannya, tanah liat yang menjadi bahan baku kramik dapat diperoleh didalam negeri sehingga tidak memerlukan ongkos kirim.
“Kalau sekarang belum kelihatan, tapi biasanya jika dolar naik para ekportir grabah kramik untung, disini ada 25 eksportir,” ujar dia, Rabu (12/9/2018).
Meski begitu, dia berharap nilai tukar rupah kembali normal seperti sebelumnya. Sehingga harga kebutuhan masyarakat Indonesia yang bahan bakunya impor kembali turun.
“Mudah-mudahan saja tukar rupah ke dolar bisa kembali normal,” ucap dia.
Selain itu, ia mengatakan, ditahun ini dia menargetkan jumlah eksport grabah kramik meningkat 10-15 persen dari tahun sebelumnya.
“Tahun 2016 kita kirim 122 kontener, 2017 menurun kita hanya kirim 98 konterner, dan pada tahun ini kita targetkan naik 10-15 persen,” ujar dia.