PURWAKARTSPOST.CO.ID-Pengumpulan beras seberat 6 ton merupakan salah satu program unggulan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta melalui 7 Poe Atikan Istimewa pada hari Kamis (7/2/2019).
Hari Kamis sendiri disbut Kemis Welas Asih dan beras yang terkumpul dari pelajar SD hingga SMP se-Purwakarta dinamai Beras Kaheman atau Beras Kasih Sayang.
Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, H.Purwanto memastikan program pendidikan karakter berjalan baik melalui 7 Poe Atikan Istimewa. Pasalnya melalui program itu pelajar Purwakarta mendapatkan langsung materi ajar tematik tentang kepedulian sosial.
“Gerakan beras Kaheman adalah bagian dari kebijakan pendidikan berkarakter 7 Poe Atikan Istimewa. Secara konseptual, gerakan beras Kaheman adalah penjabaran kebijakan beres perelek yang dibuat Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Bila pada kebijakan itu yang menjadi subjeknya adalah para PNS, maka pada kebijakan gerakan beras kaheman yang menjadi subjeknya adalah para siswa di lingkungan SD dan SMP se-Kabupaten Purwakarta,” papar Kadisdik di ruangan kerjanya.
Apa yang diharapkan dari program ini dalam jangka panjang ialah siswa mampu memiliki karakter baik dalam bersosial.
”Melalui upaya ini, kami berharap para siswa terbiasa berbagi dengan sesama. Ketika dibiasakan sejak awal, kami berharap sifat berbagi pada akhirnya menjadi karakter yang terbangun pada diri siswa,” ungkapnya.
Pengumpulan beras dilakukan sukarela oleh pelajar yang tidak memberatkan. Bagi siswa yang mampu atau kurang mampu tidak ada paksaan untuk turut mengumpulkan beras.
“Sifat pengumpulan beras ini adalah sukarela dan tidak memberatkan. Bagi yang mampu, kami harapkan partisipasinya. Sementara, bagi yang tidak mampu, tidak ada paksaan partisipasi,” jelasnya.
Beras yang terkumpul dihimpun oleh siswa dan didistribusikan oleh siswa juga. Disdik Purwakarta tidak turun langsung karena program tersebut tujuannya memang untuk mendidik karakter pelajar Purwakarta.
“Beras dikumpulkan oleh masing-masing sekolah dan didistribusikan ke para siswa tidak mampu di lingkungan sekolah, lalu ke lingkungan sekitar di hari yang sama. Artinya, kami di lingkungan Disdik bukan sebagai pihak yang secara teknis mengumpulkan sekaligus mendistribusikan beras,” tegasnya.