PURWAKARTAPOST.CO.ID-Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mengatakan pertanian padi organik tidak bisa diabaikan. Menurutnya padi organik memiliki peluang yang bagus dan pasar yang bergairah.
Ketahanan pangan dilihat dari dua sisi yaitu, kuantitas dan sisi kualitas. Khusus dalam penanaman padi organik itu menunjukan kualitas yang bagus karena residunya kecil dan dan zat kimianya kecil.
“Kita inginnya seperti itu tidak mungkin seluruh wilayah diorganikan semua,” tuturnya, Rabu (6/1/2016) di Purwakarta.
Secara produksi padi organik dan nonorganik lebih tinggi padi non organik, tetapi kalau konsisten selama Empat tahun padi organik nanti bisa bersaing. Tapi yang menjadi masalah tanah dan airnya sudah tercemar atau belum makanya Dinas Pertanian akan mengarahkan pertanian padi organik di daerah yang dingin dan jauh dari pemukiman serta pabrik.
“Diarahkan ke daerah atas, Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, cocok untuk daerah organik,” timpalnya.
Menurutnya pertanian padi organik tidak dapat diabaikan sehingga wajar bila pertanian organik harus dikembangkan di Purwakarta.
“Kalau nanti kita padi organik tidak bisa diabaikan, makanya Pa Bupati mengeluarkan desa budaya,” ujar Tarsamana Setiawan.
Dari kebijakan desa budaya itu menurutnya memiliki pesan kemandirian desa termasuk dalam hal pangan melalui pertanian organik.
“Yang penting tidak tergantung dengan yang lainnya, makanya sektor pertanian kehutanan peternakan perikanan, desa bisa mandiri untuk enegri dan pangan,” bebernya.
Di sisi lain pertanian padi organik pun mendorong pertumbuhan pariwisata alam dengan pertanian organik. Disebutnya masyarakat kota sudah jenuh dengan kebisingan kota sehingga akan memilih daerah pedesaan yang asri dengan pertanian organiknya.
“Terakhir kita menjual alam juga untuk wisata. Menangkap peluang orang kota sudah jenuh dengan kegiatan kota,” timpalnya.