PURWAKARTAPOST.CO.ID – Sejak beberapa bulan terakhir Kabupaten Purwakarta dilana musim kemarau panjang.
Meski disejumlah wilayah mengalami kekeringan, namun hal itu tidak berpengaruh terhadap program pertanian.
“Produktivitas pertanian masih sesuai target yang ditentukan,” ujar Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Ir H Agus R Suherlan MM saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (2/8/2018).
Luas lahan pertanian 17.792 hektare yang ada di Purwakarta, dimana dalam setahun bisa ditanam seluas 42.000 hektare.
“Artinya dalam setahun bisa 2-3 kali panen dan hingga saat ini sudah mencapai 80 persen,” kata dia
Ia menjelaskan, dari 17.792 hektare tersebut 7.000 hektare di antaranya merupakan sawah tadah hujan, sementara sisanya merupakan sawah dengan sistem irigasi sederhana dan irigasi semiteknis.
Dia mencontohkan, di Kecamatan Maniis ada 600 hektare lahan pertanian tadah hujan ekstrem.
“Karena memang sudah memprediksi akan terjadi minimnya curah hujan atau kekeringan, maka sejak Juli sudah tidak ada tanam padi di areal tersebut,” ujarnya.
Sebagai gantinya, sambungnya, pihaknya mengarahkan untuk menanam jagung dan palawija.
“Alhamdulillah untuk tahun ini di Kecamatan Maniis pun sudah ditanam dua kali, dan dapat dipastikan di Kabupaten Purwakarta setiap harinya ada proses tanam dan panen,” kata Agus.
Dirinya tak menampik kemarau panjang berpengaruh, tapi tidak sampai menggangu program pertanian.
“Produktivitas 6,02 ton per hektare bakal tercapai. Dan kami sangat memanfaatkan informasi iklim,” ujarnya.
Begitu pula dengan potensi hama di saat musim kemarau, kata Agus, sangat sedikit atau mudah dikendalikan.
“Sehingga produktivitas cenderung meningkat. Termasuk bantuan pompa dari pusat sangat bermanfaat,” pungkasnya.